Senin, 20 November 2017

Pengertian dan Contoh Kalimat Ulang dalam Bahasa Indonesia

Kata-kata yang mengalami prosese pengulangan atau reduplikasi disebut juga dengan kata ulang. Proses pengulangan yang terjadi pun bermacam-macam, misalnya pengulangaan kata secara utuh, pengulangan bunyi kata, penguangan sebagian kata, pengulangan kata semu dan pengulangan kata berimbuhan.

Kata ulang pun dapat dikelompokan berdasarkan bentuk dan fungsi atau makna perulangan. Berikut ini adalah jenis-jenis kata ulang. Kata ulang memiliki beberapa jenis yang dikelompokan berdasarkan bentuk, fungsi, dan makna yang terbentuk. Berikut ini adalah jenis – jenis kata ulang dalam bahasa Indonesia.

Kata Ulang Berdasarkan Bentuk
Kata ulang jenis ini adalah kata – kata yang mengalami proses reduplikasi pada bentuknya. Ada beberapa jenis, di antaranya adalah kata ulang sebagian, kata ulang utuh, kata ulang berubah bunyi, kata ulang semu, dan kata ulang berimbuhan. Nah, berikut ini adalah jenis – jenis kata ulang yang berdasarkan perubahan bentuk.

1. Kata Ulang Sebagian (Dwipurwa)
Kata ulang sebagian atau disebut dengan dwipurwa adalah kata – kata yang mengalami proses reduplikasi pada sebagian kata saja. Biasanya, proses reduplikasi ini terjadi pada bagian awal kata. Kata ulang dwipurwa di antaranya adalah Tetangga, Tetua, Lelaki, Pegunungan, Leluasa, pepohonan, dedaunan, dan lain – lain.

Contoh :
Shinta menyapu dedaunan yang telah memenuhi pekarangan rumah.
Kita harus menghormati para tetua adat.
Aku melihat lelaki misterius itu memakai baju hitam.

2. Kata Ulang Seluruhnya (Dwilingga)
Jenis kata ulang ini adalah kata – kata yang mengalami proses reduplikasi secara keseluruhan. Kata ulang dwilingga di antaranya adalah Ibu – ibu, bapak – bapak, adik – adik, rumah – rumah, mobil – mobil, dan lain – lain.

Contoh :
Ketika gempa bumi terjadi mobil – mobil yang terparkir di basement tertimpa bangunan.
Rumah – rumah yang ada di bantaran sungai Ciliwung terendam banjir.
Adik diam – diam mengambil barangku yang aku letakkan di atas meja.

3. Kata Ulang Berubah Bunyi
Kata ulang jenis ini adalah kata – kata yang mengalami proses reduplikasi dan mengalami perubahan bunyi pada kata pertama maupun kedua. Bentuk kata ulang ini diantaranya adalah gerak – gerik, sayur – mayur, serba – serbi, lauk – pauk, dan teka – teki.

Contoh :
Teka – teki itu sangat sulit untuk dipecahkan.
Ibu membeli sayur mayur di pasar bersama dengan kakak.
Gerak – gerik lelaki misterius itu terus diperhatikan oleh kami.

4. Kata Ulang Berimbuhan
Jenis kata ulang ini adalah kata – kata yang mengalami reduplikasi dengan mendapatkan imbuhan pada kata pertama maupun kata kedua. Kata ulang berimbuhan ini diantaranya adalah, rumah – rumahan, batu – batuan, bermaaf – maafan, dan lain – lain.

Contoh:
Kakak membuat rumah – rumahan dari kertas.
Semua orang bermaaf – maafan ketika hari raya tiba.
Banyak sekali batu – batuan yang ditemukan di dalam sungai.

5. Kata Ulang Semu
Jenis kata ulang semu adalah kata ulang yang hampir sama dengan kata ulang keseluruhan, tetapi bedanya adalah pada kata ulang semu tidak memiliki makna jika dipisah. Kata ulang semu ini diantaranya adalah kupu – kupu, kura – kura, pura – pura, ubur – ubur, dan cumi – cumi.

Contoh:
Aku senang sekali memakan cumi – cumi goreng buatan ibu.
Lautan itu dipenuhi oleh ubur – ubur yang sangat beracun.
Dani pura – pura tidak tahu ketika aku bertanya soal masalah itu.

Kata Ulang Berdasarkan Makna yang Terbentuk
Jenis kata ulang ini adalah kata ulang yang mengalami perubahan makna pada kata yang sebelumnya. Di bawah ini adalah jenis – jenis kata ulang yang berdasarkan makna baru yang terbentuk.

1. Kata ulang bermakna mirip atau agak
Contoh: Kekanak-kanakan, kemerah-merahan, kebapak-bapakan, kekeluargaan, kuda-kudaan, mobil-mobilan, dan lain-lain.

Contoh kalimat:
Mobil-mobilan yang diberikan oleh ayah berwarna kemerah-merahan. 
Dia bertingkah laku kekanak-kanakan bukannya kebapak-bapakan.

2. Kata ulang bermakna jamak
Contoh: Ibu-ibu, bapak-bapak, buku-buku, rumah-rumah, motor-motor, hewan-hewan, barang-barang, murid-murid, dokter-dokter, sapi-sapi, dan lain-lain.

Contoh kalimat:
Murid-murid harus mengerjakan tugas-tugas yang diberikan oleh guru-guru mereka.
Motor-motor yang terparkir di lapangan itu kebanyakan milik bapak-bapak daripada ibu-ibu.

3. Kata ulang bermakna macam-macam
Contoh: Sayur-mayur, pepohonan, buah-buahan, tumbuhan-tumbuhan, batu-batuan, dan lain-lain.

Contoh kalimat:
Ibu membeli sayur mayor di pasar minggu setiap hari.
Di taman itu banyak terdapat tumbuhan-tumbuhan yang cantik dan harum.

4. Kata ulang bermakna saling.
Contoh: bermaaf-maafan, bersalam-salaman, pukul-memukul, pandang-memandang, lihat-melihat, tembak-menembak, tikam-menikam, tuduh-menuduh, dan lain-lain.

Contoh kalimat:
Perampok dan polisi itu tembak-menembak di depan Bank kemarin sore.
Kedua pasangan itu pandang-memandang selama berjam-jam tanpa bicara sepatah kata pun.

5. Kata ulang bermakna intensitas
Contoh: Kuat-kuat, mondar-mandir, jalan-jalan, makan-makan, bolak-balik, berjam-jam, dan lain-lain.

Contoh kalimat:
Andi memegang tangan ayahnya kuat-kuat ketika menyebrang jalan.
Aku melihat orang itu mondar-mandir di depanku sejak dari tadi.

6. Kata ulang bermakna kolektif atau bilangan
Contoh: Satu-satu, dua-dua, tiga-tiga, empat-empat, dan seterusnya.

Contoh kalimat:
Ibu membagikan permen kepada anak jalanan itu satu-satu.
Pembagian keuntungan itu dibagi secara adil yaitu lima puluh-lima puluh.

7. Kata ulang bermakna keadaan atau situasi
Contoh: Hidup-hidup, mentah-mentah, merah-merah, panjang-panjang, dan lain-lain.

Contoh kalimat:
Presiden memerintahkan untuk menangkap pelaku terorisme itu hidup-hidup.
Buah rambutan itu merah-merah dan pasti rasanya manis.

8. Kata ulang bermakna  tindakan yang dilakukan berkali-kali
Contoh: Sering-sering, berkali-kali, terus-menerus, dan lain-lain.

Contoh kalimat:
Budi memukul kucing itu berkali-kali hingga tak bisa berdiri.
Andi mengejeknya terus-menerus tanpa henti.

9. Kata ulang bermakna kegiatan
Contoh: Masak-memasak, jahit-menjahit, tukar-menukar, dan lain-lain.

Contoh kalimat: 
Ibu-ibu PKK mengadakan lomba masak-memasak untuk memperingati hari kemerdekaan.
Sebelum ada uang orang-orang mengadakan tukar menukar barang untuk memenuhi kebutuhan hidup.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar